Pelayanan Tak Dibeda-bedakan, Hasan Benar-benar Terbantu

topmetro.news, Aceh Selatan – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus membuktikan keberadaannya sebagai solusi nyata bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan yang layak dan setara. Cerita penuh harapan datang dari Abdullah Hasan (36), seorang pekerja serabutan yang tinggal di Gampong Seu Badeh, Ladang Rimba, Kabupaten Aceh Selatan.

Hasan adalah peserta JKN segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang saat ini sedang mendampingi istrinya menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Yuliddin Away, Tapaktuan. Sang istri telah dirawat selama enam hari akibat tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dialaminya.

Sebelumnya, sang istri sempat dirawat selama tiga hari di Puskesmas Seu Badeh. Namun karena kondisinya yang tidak kunjung membaik, pihak Puskesmas memutuskan untuk merujuknya ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

“Waktu itu saya mulai cemas, karena sudah tiga hari istri dirawat di Puskesmas tapi belum ada perubahan. Alhamdulillah dokter di Puskesmas sigap dan memberikan rujukan ke rumah sakit,” tutur Hasan saat ditemui di ruang perawatan.

Perjalanan dari Ladang Rimba ke RSUD dr. H. Yuliddin Away bukanlah hal mudah, apalagi bagi Hasan yang hidup dari pekerjaan serabutan. Namun ia bersyukur, sesampainya di rumah sakit, semua pelayanan berjalan dengan lancar.

“Sesampainya di sini, istri saya langsung ditangani. Petugasnya ramah, dokter dan perawat cepat melakukan pemeriksaan. Tidak ada yang mempersulit, padahal saya tidak punya apa-apa,” ujarnya dengan mata yang tampak lelah namun penuh rasa syukur.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis, istrinya didiagnosis menderita hipertensi yang cukup serius dan memerlukan perawatan intensif.

“Sudah enam hari ini dirawat. Setiap hari dokter datang untuk visit, perawatnya juga rutin memantau kondisi istri saya. Semua pelayanan sangat bagus kami terima,” ungkap Hasan.

Ia mengatakan, meskipun dirinya adalah peserta PBI yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah, tetapi tidak ada perlakuan berbeda dari pihak rumah sakit.

“Tidak ada diskriminasi sama sekali. Istri saya dilayani dengan baik, sama seperti pasien umum lainnya. Saya merasa dihargai sebagai peserta program JKN,” tambahnya.

Selain pelayanan medis yang baik, Hasan juga memuji kemudahan dalam proses administrasi. Ia tidak perlu repot-repot membawa banyak berkas atau melakukan fotokopi.

“Kami hanya diminta menunjukkan Kartu Keluarga. Tidak pakai fotokopi ini-itu, langsung dilayani dengan cepat dan sopan,” jelasnya.

Hasan pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah, BPJS Kesehatan, dan seluruh tenaga medis yang telah memberikan pelayanan yang tulus dan profesional.

“Saya sangat bersyukur. Kalau tidak ada JKN, saya mungkin tidak tahu harus berbuat apa. Saya tidak punya biaya besar untuk rumah sakit. Tapi karena JKN, kami bisa mendapat layanan seperti ini,” ucapnya.

Sebagai bentuk dukungan terhadap program JKN, Hasan juga mengajak masyarakat untuk lebih melek teknologi dengan menggunakan aplikasi Mobile JKN dari BPJS Kesehatan.

“Bagi masyarakat, saya sarankan untuk menggunakan aplikasi Mobile JKN. Di sana kita bisa cek kepesertaan, buat antrean online, cari fasilitas kesehatan, semua ada. Lebih mudah dan cepat,” tuturnya.

Ia berharap program JKN terus ditingkatkan, khususnya dari sisi penyebaran informasi dan edukasi ke masyarakat pelosok, agar semakin banyak orang merasakan manfaat seperti yang ia alami.

“Program ini sangat luar biasa. Semoga terus berjalan, dan makin banyak orang yang terbantu. Terutama masyarakat kecil seperti saya. Terima kasih JKN,” pungkas Hasan dengan senyum haru.

Penulis | Erris

Related posts

Leave a Comment